Thursday, 23 July 2015

Perusahaan Rokok Terbesar di Indonesia


 

1.PT HM SAMPOERNA
 
Pada tahun 1913, Liem Seeng Tee dan istrinya Siem Tjiang Nio, imigran Tionghoa dari Fujian, Tiongkok memulai kegiatan produksi rokok secara komersial sebagai industri rumah tangga. Pada tahun 1930, industri rumah tangga ini diresmikan secara resmi dengan nama NVBM Handel Maatschapij Sampoerna.
Perusahaan ini meraih kesuksessan dengan merek Dji Sam Soe pada tahun
1930-an hingga kedatangan Jepang pada tahun 1942 yang memporak-porandakan bisnis tersebut. Setelah masa tersebut, putra Liem, Aga Sampoerna mengambil alih kepemimpinan dan membangkitkan kembali perusahaan tersebut dengan manajemen yang lebih modern. Nama perusahaan juga berubah seperti namanya yang sekarang ini. Selain itu, melihat kepopuleran rokok cengkeh di Indonesia, dia memutuskan untuk hanya memproduksi rokok kretek saja.
PT HM Sampoerna Tbk. resmi didirikan pada tahun 1963.
Generasi berikutnya, Putera Sampoerna adalah generasi yang membawa HM Sampoerna melangkah lebih jauh dengan terobosan-terobosan yang dilakukannya, seperti perkenalan rokok bernikotin rendah, A Mild dan perluasan bisnis melalui kepemilikan di perusahaan supermarket Alfa, dan untuk suatu saat, dalam bidang perbankan.

Pada tahun 2000, putra Putera, Michael, masuk ke jajaran direksi dan menjabat sebagai CEO.
Pada Mei 2005, perusahaan ini kemudian diakuisisi oleh Philip Morris International.
Produk : Dji Sam Soe, Sampoerna, Sampoerna Mild (A Mild) 
2.BENTOEL GROUP
 
 
PT Bentoel Prima (IDX: RMBA) adalah perusahaan rokok terbesar kedua di Indonesia dibawah HM Sampoerna. Perusahaan ini berpusat di Malang, Jawa Timur (untuk bagian produksi produk Bentoel) dan Jakarta (untuk bagian produksi produk BAT). Pada 1 Januari 2005, perusahaan ini diakuisisi oleh British American Tobacco, perusahaan rokok terbesar kedua di dunia dengan saham 98%.[1] Kemudian, BAT menaikkan saham Bentoel Group sebesar 99%. Bahkan, BAT menguasai semua saham Bentoel. Pada hari yang sama, Bentoel Group resmi menjadi anak perusahaan dari BAT.
Pada tahun 1980, perusahaan ini mendistribusikan produk Philip Morris Indonesia (hingga 1 Januari 2005).
Produk:
Lokal
Bentoel Biru Slim
Bentoel Mild
Bentoel Sejati
Bintang Buana
Tali Jagat
Rawit
Joged
Prins1p
Star Mild
Star Mild Cool Menthol
X Mild
neO Mild
unO Mild
One Mild
Club Mild
Dunhill Fine Cut Mild
Global
Ardath
Benson & Hedges (bersama HM Sampoerna, Djarum, dan Wismilak Group)
Country
Dunhill
Kool (bersama Wismilak Group)
Lucky Strike
Pall Mall
3.GUDANG GARAM Tbk
Gudang Garam didirikan pada 26 Juni 1958 oleh Tjoa Ing Hwie. Sebelum mendirikan perusahaan ini, di saat berumur sekitar dua puluh tahun, Ing Hwie mendapat tawaran bekerja dari pamannya di pabrik rokok Cap 93 yang merupakan salah satu pabrik rokok terkenal di Jawa Timur pada waktu itu. Berkat kerja keras dan kerajinannya dia mendapatkan promosi dan akhirnya menduduki posisi direktur di perusahaan tersebut.
Pada tahun 1956 Ing Hwie meninggalkan Cap 93. Dia membeli tanah di Kediri dan memulai produksi rokok sendiri, diawali dengan rokok kretek dari kelobot dengan merek Inghwie. Setelah dua tahun berjalan Ing Hwie mengganti nama perusahaannya menjadi Pabrik Rokok Tjap Gudang Garam.
PT Gudang Garam Tbk tidak mendistribusikan secara langsung melainkan melalui PT Surya Madistrindo lalu kepada pedagang eceran kemudian baru ke konsumen atau produsen.
Produk :

Lokal
Gudang Garam International
Surya 12
Surya 12 Premium
Surya 16
Surya 16 Citra Exclusive
Surya Slims
Surya Signature
Surya Profesional
Surya Pro Mild
Surya Pro Mild Menthol
Gudang Garam Nusantara
Gudang Garam Merah
Gudang Garam Djaja
Nusa
Taman Sriwedari
Sigaret Kretek Filter Klobot
Halim

Global
Davidoff
Gauloises
John Player & Sons (bersama HM Sampoerna dan Bentoel Group)
West
4.PT DJARUM PT Djarum adalah sebuah perusahaan rokok keempat terbesar dan tertua di Indonesia (setelah Nojorono) yang bermarkas di Kudus, Jawa Tengah, Indonesia.
Sejarah Djarum berawal saat Oei Wie Gwan membeli usaha kecil dalam bidang kretek bernama Djarum Gramophon pada tahun 1951 dan mengubah namanya menjadi Djarum. Awalnya perusahaan ini hanya dijalan oleh sekitar 10 orang di jalan Bitingan Baru No. 28 (Sekarang: Jalan A.Yani No. 28). Oei mulai memasarkan kretek dengan merek "Djarum" yang ternyata sukses di pasaran. Setelah kebakaran hampir memusnahkan perusahaan pada tahun 1963 (Oei meninggal tak lama kemudian), Djarum kembali bangkit dan memodernisasikan peralatan di pabriknya. Pada tahun 1972 Djarum mulai mengeskpor produk rokoknya ke luar negeri. Tiga tahun kemudian Djarum memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang diproduksi menggunakan mesin, diikuti merek Djarum Super yang diperkenalkan pada tahun 1981. Saat ini Djarum dipimpin Budi Hartono dan Bambang Hartono, yang dua-duanya merupakan putra Oei. Djarum meluncurkan kedua rokok yang berlabel L.A. Lights pada tahun 1987 dan Djarum BLACK pada tahun 1991.
Selain dunia rokok, Djarum juga dikenal aktif terlibat dalam dunia bulu tangkis. Klub bulu tangkisnya, PB Djarum, telah menghasilkan pemain-pemain kelas dunia seperti Liem Swie King dan Alan Budikusuma. Selain itu, sejak tahun 1998 perusahaan Djarum juga telah menguasai sebagian besar saham BCA.
Produk : 
Lokal
Djarum Super
Djarum Super CS
Djarum Super Mezzo
Djarum Super Mild
Djarum Coklat
Djarum Coklat Extra
Djarum Istimewa
Djarum 76
Djarum 76 Filter Gold
Djarum Black
Djarum Black Slimz
Djarum Black Menthol
Djarum Black Cappucino
Djarum Black Mild
L.A. Lights
L.A. Lights Menthol
Envio Mild
Polo Mild (Demak)

Global
Benson & Hedges (bersama HM Sampoerna, Bentoel Group, dan Wismilak Group)
Camel
Crystal
Dos Hermanos
Gold Seal
Mild Seven
Nil
Salem
Silk Cut
Sterling
Winston
 
5.WISMILAK GROUP
 

Pada tahun 1962, pasangan Lie Koen Lie (Wisman Ali) dan Liem Sien Nio (Sinta Dewi Sampurno, anak ketiga dari Liem Seeng Tee) bersama dengan Oei Bian Hok (Budiono Widjajadi) mendirikan PT. Gelora Djaja. Mula-mula pabrik tersebut berdiri di lokasi di Jl. Petemon Barat Surabaya, dengan hanya 10 orang pegawai. PT. Gelora Djaja memulai kegiatan usahanya dibidang rokok dengan dikeluarkannya SKT (Sigaret Kretek Tangan) dengan merek “Galan” pada tahun tersebut. Pada tahun 1963 PT. Gelora Djaja memulai produksi rokok “Wismilak Kretek Special”.
Dengan semakin berkembangnya perusahaan, pada tahun 1966, PT. Gelora Djaja membeli lagi lahan seluar 1 hektar di Jl. Putro Agung Wetan, Surabaya. Jumlah karyawan pada waktu itu adalah 45 orang. Dengan semakin pesatnya perkembangan perusahaan, pada tahun 1976, PT. Gelora Djaja mulai menempati lokasi baru di Jl. Buntaran 9, Surabaya di lahan seluas 10 hektar, yang ditempati sampai sekarang dengan sekitar 3 ribu karyawan.
Mula-mula kemasan kretek Galan dan Wismilak dicetak di percetakan luar. Maka untuk memenuhi kebutuhan kemasan kretek, pada 27 November 1979, didirikanlah PT. Putri Jaya, yang kemudian berubah menjadi PT. Putri Gelora Djaja, pada tanggal 4 April 1981.
Pada tahun 1983 PT. Gawih Jaya didirikan untuk mendistribusikan produk Wismilak. Kata 'Gawih' kependekan dari 'Galan-Wismilak-Hidup Subur', tiga merek rokok awal dari PT. Gelora Djaja. Dengan demikian PT. Gelora Djaja tidak lagi menangani masalah distribusi tetapi diserahkan sepenuhnya dibawah bendera PT. Gawih Jaya.
Pada tahun 1985 PT. Gelora Djaja membeli mesin pembuat kretek merek Ducofle buatan Perancis (1984). Sejak saat itu mulai dirintis era sigaret kretek mesin (SKM) di PT. Gelora Djaja.
Pada tahun 1989 Lahir brand Wismilak Diplomat, SKM dengan kemasan hitam dan harga premium pertama di Indonesia.
Pada tahun 1994, didirikanlah PT. Wismilak Inti Makmur sebagai 'holding company' perusahaan dan unit bisnis Wismilak, sekaligus sebagai pabrikan filter kretek. Selanjutnya untuk lebih memfokuskan diri ke produk SKT Galan, pada tahun 1998, PT. Wismilak Inti Makmur mendirikan PT. Galan Gelora Djaja yang berlokasi di Jl. Karang Bong 999 Sidoarjo. Untuk mendukung unit produksi pusat, beberapa unit SKT di daerah seperti Jember, Bojonegoro, Petemon dan Buntaran 18 tetap diperlukan keberadaannya.
Beberapa 'brand' lahir di tahun 2000 dan selanjutnya. Misalnya 'Wismilak Slim' (2000), SKT low tar – low nikotin pertama di Indonesia. Di tahun 2000 itu pula mulai diproduksi cigars dengan brand 'Wismilak Premium Cigars' dengan varian Robusto sebagai produk awal. Pada tahun 2004, lahir brand Galan Slim dan selanjutnya, tahun 2009 lahir brand 'Wismilak Diplomat Anniversary'. (2009)
Tahun 2010, PT. Gelora Djaja masuk ke era kretek 'mild' dengan meluncurkan brand 'Galan Mild'. Pada tahun itu pula mulai diproduksi pula varian Wismilak Premium Cigars, yaitu : Corona dan Petit Corona.
Untuk mendukung PT. Gelora Djaja, beberapa gudang dibangun yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan tembakau yang berasal dari petani juga sangat dibutuhkan sebagai pendukung proses produksi. Tembakau yang digunaan PT. Gelora Djaja antara lain berasal dari Madura (Pamekasan dan Sumenep), Gresik, Bojonegoro, Lombok dan Tamanggung. Sedangkan untuk keperluan logistik yang berfungsi sebagai penyimpanan rokok siap jual terdapat di Gresik dan Jakarta.
Produk : 

Lokal
Wismilak Kretek Special
Wismilak Kretek Slim
Wismilak Diplomat
Wismilak Diplomat Mild
Galan
Galan Slim
Galan Mild
MILDay
Wismilak Premium Cigar
Global
Benson & Hedges (bersama HM Sampoerna, Bentoel Group, dan Djarum)
Camel
Kool (bersama Bentoel Group)
Mild Seven
More
Sakura
Salem
Winston
 

0 comments :

Post a Comment

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com